Archive for December, 2009

surat cinta buat ibu..

Bismillaah..
Kamis, 31 Desember 2009. 10.17 WIB

=============================================================================
InsyaAllah, esok ibu akan menginjak usianya yang ke 50 tahun. Kata orang-orang, 50 tahun adalah masa keemasan, istilahnya golden age. Masa dimana seseorang mencapai puncak keemasan, bersinar dan berbinar. Entahlah, aku tak begitu peduli. Dimataku, ibu memang selalu bersinar, terang seperti bintang. Dan ibuku tidak hanya sekedar ibu. Dia seperti..ahh aku bahkan bingung harus memberinya gelar apa, bagiku dia istimewa. Bukan ibu biasa. Sungguh.

Malam ini, dengan diiringi suara-suara kembang api yang mulai bising diluar, aku mulai berpikir. Ya, malam ini adalah malam pergantian tahun. Esok akan menjadi 2010. Dan aku sudah keluar dari rahim ibuku sejak 19 tahun yang lalu. Menyusahkannya sudah 19 tahun. Bahkan aku sudah merepotkannya sejak 9 bulan sebelumnya. Ah ibu, engkau sudah terlampau banyak kubuat susah. Tahun berikutnya pun sepertinya aku masih akan terus dan terus menyusahkanmu.

============================================================================
Maka malam ini, aku memikirkanmu lagi. Ya. kau, Bu. .wanita paling spesial dalam hidupku. Yang (hampir selalu) menjadi yang pertama kusebut dalam doa-doaku, dalam harap di tiap sujudku.

Kau lah, wanita tertangguh yang pernah kutemui. Jika sedang sedih, kapan engkau menangis? Aku bahkan jarang tahu. Yang kuingat, hanya mata sembab mu sehabis sholat. Atau suaramu yang tiba-tiba serak. Atau tidurmu yang sedikit lebih lama. Atau diammu di kamarmu. Tapi itu hanya sesaat. Setelah itu, kau perlihatkan kesabaran dan ketabahanmu dalam perilaku dan tingkahmu.

Bu, aku tahu telah betapa banyak ujian hidup yang kau alami. Tapi sungguh, kau tak pernah mengeluh. Tetapi lebih dari itu, kau justru yang menguatkanku dalam sedihku, disaat seharusnya aku lah yang menggenggam dan menenangkanmu.

Aku ingat, bu. Kedermawananmu, bahkan disaat kau lebih membutuhkan. Aku ingat, tanggung jawabmu. Dan kemuliaan hatimu. Dan kejernihan pikiranmu. Dan sopan santunmu. Dan betapa tinggi penghargaan mu kepada orang lain. Dan betapa kau memperhatikan yang miskin. Dan betapa kau menyayangi anak-anak yatim. Bu, kuyakin pahalamu sudah bertumpuk banyaknya, insyaAllah.

Bu, seorang yang pernah kau tolong pernah berkata, jika kau punya lebih dari satu nyawa, akan kau berikan kepada yang membutuhkannya. Aku percaya sekali perumpamaan itu. Bahkan seringkali kau mengorbankan dirimu sendiri, untuk seseorang yang bahkan kau hanya tau namanya. Allah Maha Tahu, begitu katamu jika kutanya.

Bu, kepada mereka yang menyakitimu saja, kau tetap berikan cinta. Apa kau tidak sakit hati? Aku bingung. Tapi kau bilang, membenci orang lain hanya akan mengurangi keberkahan hidup dan mengurangi kebahagiaanmu. Ah, hatimu..

Bu, Tidak cukuplah surat cinta ini kutulis untuk merinci kemuliaan hatimu. Berlembar-lembar pun, tidak akan pernah cukup. Cinta dan kasih sayang tulusmu, tak akan pernah habis untuk ditulis walau aku menuliskannya hingga berpuluh-puluh buku.

=============================================================================
Allah, kau dengar, kan? Betapa ibuku wanita mulia.
Allah, Kau akan izinkan aku membahagiakannya, kan?
Maka, Allah-ku, kumohon.
Berkahilah umurnya.
Mudahkanlah segala urusannya.
Limpahkanlah kepadanya rezeki yang engkau ridhoi.
Lindungilah dia, dari berbagai kesusahan, keburukan dan kejahatan.
Dan beri dia kesehatan..kekuatan..kesabaran..
Dan Allah, beri aku kesempatan dan kekuatan, untuk menjadi seperti yang dia harapkan.
Jadikan aku untuk tidak lupa akan nasihatnya.
Jadikan aku untuk tidak lupa untuk terus mendoakan nya.
Jadikan aku untuk tidak lupa, bahwa dalam setiap gerakku, doanya terpanjat selalu..
Agar aku tidak lupa, bahwa dialah yang pertama..kedua..dan ketiga..

============================================================================
Ah, ibu. Wanita yang sungguh mulia. Mungkin dia tidak sesempurna Khadijah, tetapi aku yakin Allah memuliakannya. Untuk setiap hela nafasnya. Setiap senyumannya. Setiap pengorbanannya. Keringat dan tetes air matanya. insyaAllah Bu, Allah meridhoi mu. Bu. Setiap detik yang kau lalui. Dan esok, tahun ke 50-mu, kuharap kau akan lebih bahagia. Dan aku tahu, aku lah yang wajib memberi bahagia itu. Dan aku akan berusaha memberimu senyum itu, insyaAlllah.


Selamat menempuh tahun ke 50 mu, Bu. Semoga tercurah berkahNya selalu..

bu, betapa aku rindu..
semoga bisa segera bertemu 🙂
============================================================================
alhamdulillaah..surat cinta buat ibu selesai juga.
sederhana, tetapi lumayan membuatku teringat lagi akan besar kasihnya.

oia, theme song malam ini : satu rindu by Opick..
nih sekalian dibagi liriknya :p

============================================================================
Hujan, kau ingatkan aku
tentang satu rindu
dimasa yang lalu
saat mimpi masih indah bersamamu

terbayang, satu wajah
penuh cinta penuh kasih
terbayang satu wajah
penuh dengan kehangatan..
o Ibu..

Allah, izinkanlah aku
bahagiakan dia..
meski dia tlah jauh
biarkanlah aku berarti untuk dirinya
o Ibu..kau Ibu..

terbayang, satu wajah
penuh cinta penuh kasih
terbayang satu wajah
penuh dengan kehangatan..
o Ibu..

ayah, aku kangen!!

ayah, di kelam ini, tidak banyak yang ingin kukatakan
tapi rasa rindu ini, sungguh tak bisa lagi kutahan
tak bisa aku menampakkannya di wajahku, karena aku tak ingin mereka, atau bahkan ibu, tahu apa yang kurasa
entahlah, ayah..bagaimana aku melampiaskannya?

ayah, kapan bisa bertemu??
maksudku, benar-benar bertemu. bukan sekedar mendengar suaramu dalam kebisingan atau melihatmu dalam mimpi-mimpiku kala malam telah tiba.

ayah, seperti apa rupamu sekarang?
apa rambutmu makin memutih?
ayah, seperti apa kau disana?
apa kau lelah? atau bahagiakah?

ayah, maaf.
pasti belum cukup doa-doa yang kupanjatkan untukmu
betapa banyaknya surat-surat rahasia yang kutulis, tak akan pernah cukup untuk mengungkapkan dalamnya cintaku padamu

oh ayah, kapan bisa bertemu??
tidak peduli seperti apa kau sekarang, karena sungguh, rindu ini tak bisa lagi kutahan..

– oh Allah, Engkau Maha Mendengar.. –